Selasa, 03 Juni 2014

3 Amalan Baik

Tiga Amalan Baik
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Kaum Muslimin Yang Terhormat
Bumi yang kita tempati adalah planet yang selalu berputar, ada siang dan ada malam. Roda kehidupan dunia juga tidak pernah berhenti. Kadang naik kadang turun. Ada suka ada duka. Ada senyum ada tangis. Kadangkala dipuji tapi pada suatu saat kita dicaci. Jangan harapkan ada keabadian perjalanan hidup.
Oleh sebab itu, agar tidak terombang-ambing dan tetap tegar dalam menghadapi segala kemungkinan tantangan hidup kita harus memiliki pegangan dan amalan dalam hidup. Tiga amalan baik tersebut adalah Istiqomah, Istikharah dan Istighfar yang kita singkat TIGA IS.

1.     Istiqomah. yaitu kokoh dalam aqidah dan konsisten dalam beribadah.
Begitu pentingnya istiqomah ini sampai Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam berpesan kepada seseorang seperti dalam Al-Hadits berikut:
عَنْ أَبِيْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، قُلْ لِيْ فِي اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُهُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ. قَالَ: قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ. (رواه مسلم (
Dari Abi Sufyan bin Abdullah Radhiallaahu anhu berkata: Aku telah berkata, Wahai asulullah katakanlah kepadaku pesan dalam Islam sehingga aku tidak perlu bertanya kepada orang lain selain engkau. Nabi menjawab, Katakanlah aku telah beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah. (HR. Muslim).

Orang yang istiqamah selalu kokoh dalam aqidah dan tidak goyang keimanan bersama dalam tantangan hidup. Sekalipun dihadapkan pada persoalan hidup, ibadah tidak ikut redup, kantong kering atau tebal, tetap memperhatikan haram halal, dicaci dipuji, sujud pantang berhenti, sekalipun ia memiliki fasilitas kenikmatan, ia tidak tergoda melakukan kemaksiatan.

Orang seperti itulah yang dipuji Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam Al-Qur-an surat Fushshilat ayat 30:
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatahkan): Janganlah kamu merasa takut, dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah dengan syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. (Qs. Fushshilat: 30)
2.     Istikharah, selalu mohon petunjuk Allah dalam setiap langkah dan penuh pertimbangan dalam setiap keputusan.
Setiap orang mempunyai kebebasan untuk berbicara dan melakukan suatu perbuatan. Akan tetapi menurut Islam, tidak ada kebebasan yang tanpa batas, dan batas-batas tersebut adalah aturan-aturan agama. Maka seorang muslim yang benar, selalu berfikir berkali-kali sebelum melakukan tindakan atau mengucapkan sebuah ucapan serta ia selalu mohon petunjuk kepada Allah.


Nabi Shalallaahu alaihi wasalam pernah bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ. (رواه البخاري ومسلم عن أبي هريرة(
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

Orang bijak berkata
Think today and speak tomorrow (berfikirlah hari ini dan bicaralah esok hari). Kalau ucapan itu tidak baik apalagi sampai menyakitkan orang lain maka tahanlah, jangan diucapkan, sekalipun menahan ucapan tersebut terasa sakit. Tapi ucapan itu benar dan baik maka katakanlah jangan ditahan sebab lidah kita menjadi lemas untuk bisa meneriakkan kebenaran dan keadilan serta menegakkan amar maruf nahi munkar.

Mengenai kebebasan ini, malaikat Jibril pernah datang kepada Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam untuk memberikan rambu-rambu kehidupan, beliau bersabda:
أَتَانِيْ جِبْرِيْلُ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدًا عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقٌ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ. (رواه البيهقي عن جابر(
Jibril telah datang kepadaku dan berkata: Hai Muhammad hiduplah sesukamu, tapi sesungguhnya engkau suatu saat akan mati, cintailah apa yang engkau sukai tapi engkau suatu saat pasti berpisah juga dan lakukanlah apa yang engkau inginkan sesungguhnya semua itu ada balasannya. (HR.Baihaqi dari Jabir).

Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam ini semakin penting untuk diresapi ketika akhir-akhir ini dengan dalih kebebasan, banyak orang berbicara tanpa logika dan data yang benar dan bertindak sekehendakya tanpa mengindahkan etika agama . Para pakar barang kali untuk saat-saat ini, lebih bijaksana untuk banyak mendengar daripada berbicara yang kadang-kadang justru membingungkan masyarakat.

Kita memasyarakatkan istikharah dalam segala langkah kita, agar kita benar-benar bertindak secara benar dan tidak menimbulkan kekecewaan di kemudian hari.
Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
مَا خَابَ مَنِ اسْتَخَارَ وَلاَ نَدِمَ مَنِ اسْتَشَارَ وَلاَ عَالَ مَنِ اقْتَصَدَ
Tidak akan rugi orang yang beristikharah, tidak akan kecewa orang yang bermusyawarah dan tidak akan miskin orang yang hidupnya hemat. (HR. Thabrani dari Anas)
3.     Istighfar, yaitu selalu instropeksi diri dan mohon ampunan kepada Allah Rabbul Izati.
Setiap orang pernah melakukan kesalahan baik sebagai individu maupun kesalahan sebagai sebuah bangsa. Setiap kesalahan dan dosa itu sebenarnya penyakit yang merusak kehidupan kita. Oleh karena ia harus diobati. Tidak sedikit persoalan besar yang kita hadapi akhir-akhir ini yang diakibatkan kesalahan kita sendiri. Saatnya kita instropeksi masa lalu, memohon ampun kepada Allah, melakukan koreksi untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah dengan penuh keridloan Allah.
Dalam persoalan ekonomi, jika rizki Allah tidak sampai kepada kita disebabkan karena kemalasan kita, maka yang diobati adalah sifat malas itu. Kita tidak boleh menjadi umat pemalas. Malas adalah bagian dari musuh kita. Jika kesulitan ekonomi tersebut, karena kita kurang bisa melakukan terobosan-teroboan yang produktif, maka kreatifitas dan etos kerja umat yang harus kita tumbuhkan.

Akan tetapi adakalanya kehidupan sosial ekonomi sebuah bangsa mengalami kesulitan. Kesulitan itu disebabkan karena dosa-dosa masa lalu yang menumpuk yang belum bertaubat darinya secara massal. Jika itu penyebabnya, maka obat satu-satunya adalah beristighfar dan bertobat.

Allah berfirman yang mengisahkan seruan Nabi Hud Alaihissalam, kepada kaumnya:
Dan (Hud) berkata, hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepadaNya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa (QS. Hud:52).
Para Jamaah yang dimuliakan Allah
Sekali lagi, tiada kehidupan yang sepi dari tantangan dan godaan. Agar kita tetap tegar dan selamat dalam berbagai gelombang kehidupan, tidak bisa tidak kita harus memiliki dan melakukan TIGA IS di atas yaitu Istiqomah, Istikharah dan Istighfar.
Mudah-mudahan Allah memberi kekuatan kepada kita untuk menatap masa depan dengan keimanan dan rahmatNya yang melimpah. Amin

أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.


Kamis, 03 April 2014

10 Hal yang Terlupakan Ketika Jatuh Cinta



BANYAK orang yang bertanya-tanya kesalahan apa yang dilakukan sehingga setiap kali menjalin cinta selalu berakhir dengan kegagalan. Jatuh cinta memang berjuta rasanya. Biasanya orang yang sedang jatuh cinta memang cenderung “buta”. Tidak jarang orang yang sedang jatuh cinta melupakan hal-hal mendasar yang sebetulnya penting untuk diperhatikan.
Ada baiknya memang mereviw ulang semuanya dan belajar dari kesalahan yang telah dilakukan agar hubungan cinta yang barunya nanti akan bisa berjalan dengan baik.
Berikut ini 10 uraian kesalahan yang kerap dilakukan ketika seseorang jatuh cinta :
1. Menciptakan hubungan asmara tanpa membangun persahabatan dengannya.
Kala sedang jatuh cinta, kita tentu akan merasakan perasaan sayang yang sangat mendalam. Tapi yang perlu diingat, jangan lupa luangkan waktu sedikit banyak
untuk mengetahui atau memperhatikan apa yang sesungguhnya ia inginkan atau ia perlukan. Sisihkan waktu untuk mempelajari kepribadiannya dan bukan hanya
fisik semata. Tokh akhirnya kepribadian akan lebih menarik dari segalanya.
2. Tidak jujur kepada diri sendiri.
Seringkali orang yang sedang jatuh cinta memberikan batas toleransi yang berlebihan kepada pasangan. Mereka berpura-pura seolah-olah sikap pasangan bukan merupakan gangguan yang besar pada diri mereka atau mereka berharap agar masalah itu selesai
seiring dengan berlalunya waktu. Segala kesalahan-kesalahan yang diciptakan pasangan juga bukan sebuah persoalan besar yang padahal ini sewaktu-waktu akan menjadi bom waktu yang akan membuat hubungan tersebut tidak lagi berjalan normal.
3. Tidak “memperhatikan” diri sendiri selama menjalin hubungan asmara.
Banyak orang yang lupa “memperhatikan” dirinya sendiri selama menjalin hubungan asmara. Kebanyakan orang yang sedang dimabuk cinta ingin selalu berduaan dengan kekasihnya. Sebentar-bentar rasa kangen mendera. Meski sudah menelphone dan juga bertemu beberapa waktu kemudian seakan lupa dan ingin sekali bertemu.
Akibatnya orang-orang di sekitar mereka merasa diabaikan sehingga lambat laun tanpa mereka sadari teman-teman pun menjauh. Ini mempunyai akibat yang buruk di masa mendatang. Kita akan dicap kuper dan bila kita sedang jenuh bersama sang kekasih, tidak ada seorang teman pun yang bersama dengan kita. Bila hubungan tersebut tidak berjalan dengan baik, kita seolah melihat diri kita tengah berjalan pelan sementara orang lain sudah berlari dan jauh berada didepan kita.
4. Menggantungkan kebahagiaan diri kita ke pasangan.
Jika selama ini kita berpikir bahwa kebahagiaan kita bergantung pada pasangan, maka kita salah. Kita boleh jatuh cinta pada siapa saja namun tidak berarti bahwa orang tersebut dapat membuat kita bahagia.
Kebahagiaan diri kita bergantung pada kita sendiri dan jangan sesekali kita memusatkan seluruh hidup dan perhatian hanya pada satu orang saja karena jika demikian, berarti kita telah menutup wawasan dan kesempatan untuk menjadi lebih baik bagi diri kita
sendiri.
5. Cinta membutuhkan waktu.
Seringkali seseorang lupa akan point yang penting ini. Cinta selalu membutuhkan waktu, baik untuk mengenal maupun untuk bertumbuh. Terlalu cepat memulai suatu hubungan berakibat kurang baik karena mungkin kita belum mengenal dengan baik karakter pasangan, sebaliknya jika kita terlalu terburu-buru mengambil keputusan untuk meninggalkan pasangan hanya karena permasalahan sepele juga kurang bijaksana. Karena itu sebaiknya beri waktu yang cukup bagi diri sendiri untuk mengenal pasangan.
6. Terlalu fokus pada sex.
kita harus menyadari bahwa tidak ada seorang pun yang senang menjadi objek sex. Jangan jadikan sex sebagai prioritas suatu hubungan, sebaliknya jadikan sex hanya sebagai pemanis dalam hubungan berdua (dengan catatan sex hanya boleh di lakukan bagi mereka yang sudah terikat oleh pernikahan). Terlebih pasangan mana yang ingin calonnya sudah rusak. So, fokuskan perhatian kita dalam membangun jalinan asmara
yang solid bersamanya. Buatlah rencana yang jelas untuk masa mendatang.
7. Berkencan tanpa tujuan yang jelas.
Kencan memang merupakan aktivitas yang seru dan menyenangkan, namun jika kita tidak mempunyai tujuan yang jelas dan tidak tahu apa yang kita cari atau kita
inginkan maka cepat atau lambat hal ini akan membuat diri kita menjadi lelah baik secara fisik maupun mental. Jadi lebih baik tentukan dahulu apa yang kita cari dari suatu hubungan asmara dan apa yang kita inginkan dari calon pasangan.
8. Tinggalkan prinsip bahwa sex dapat
menyelesaikan semua masalah. Walaupun kita bersedia menyerahkan diri kita
seutuhnya kepada pasangan, tidak menjamin bahwa pasangan akan setia atau tidak akan meninggalkan kita. Segera ubah pola pikir kita. Jangan biarkan diri kita dibodohi dengan iming-iming jika kita bersedia melakukan hubungan sex maka pasangan akan
semakin mencintai kita. Itu justru membuktikan bahwa pasangan tidak mencintai kita dan hanya menginginkan kesenangan semata.
9. Memprioritaskan kecantikan fisik.
Ini juga merupakan salah satu hal yang kerap terjadi. Umumnya kecantikan fisik menduduki skala prioritas utama dari pada kecantikan batin. Padahal kecantikan batin jauh lebih bermanfaat dan tahan lama.
10. Kembali melakukan kesalahan yang sama.
Pernahkah kita mengintrospeksi diri mengenai kegagalan asmara kita di masa lalu? Sebelum memulai hubungan yang baru, ada baiknya kita mengintrospeksi
diri dan melihat kembali dimana kesalahan kita. Dengan mengetahui letak kesalahan, kita dapat belajar untuk tidak lagi mengulangi kesalahan yang
sama.